6 Teknik Paraphrasing dalam IELTS Writing

Ilustrasi Paraphrasing dalam IELTS

Dalam ujian IELTS Writing, penggunaan kosakata yang kaya dan bervariasi sangatlah penting agar gagasan dapat tersampaikan secara jelas, runtut, dan meyakinkan. Sebaliknya, pengulangan kata atau frasa yang sama secara berlebihan akan membuat tulisan terkesan monoton serta mengurangi kekuatan pesan yang hendak disampaikan.

Di sinilah Paraphrasing dalam IELTS memegang peranan penting. Keterampilan ini membantu Bahasawan untuk:

  • Mengungkapkan ide dengan kosakata yang lebih bervariasi.
  • Menghindari pengulangan kata yang tidak perlu.
  • Menunjukkan keluwesan dan keluasan penguasaan kosakata dalam bahasa Inggris.

Dengan menguasai Paraphrasing dalam IELTS, tulisan Bahasawan akan terdengar lebih alami, variatif, dan memenuhi kriteria penilaian, khususnya pada aspek Lexical Resource.

Apabila Bahasawan ingin menguasai metode Paraphrasing dalam IELTS yang tepat guna, Bahasmin siap membimbing Bahasawan menelaah enam teknik yang bisa segera dipraktikkan untuk memperkaya dan meningkatkan mutu tulisan pada bagian Writing.

Apa itu Paraphrasing?

Paraphrasing adalah keterampilan menulis ulang sebuah kalimat dengan susunan yang berbeda tanpa mengubah makna aslinya.

Dalam IELTS Writing, Bahasawan akan sering mengulang topik yang diberikan di dalam tulisan. Namun, jika Bahasawan hanya mengulang topik dengan kata yang sama persis tanpa paraphrasing, skor pada aspek Lexical Resource bisa menurun.

Contoh:

Kalimat asliKalimat hasil paraphrasing
An ever-growing proportion of teenagers choose to take a gap year prior to starting university.A rising number of young people opt for a year-long break before enrolling in university.

Kedua kalimat di atas memiliki makna yang sama, tetapi disampaikan dengan susunan dan pilihan kata yang berbeda. Inilah inti dari Paraphrasing dalam IELTS mempertahankan makna, sambil memperkaya bahasa yang digunakan.

6 Cara Efektif Melakukan Paraphrasing dalam IELTS Writing

Agar Bahasawan memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai berbagai metode paraphrasing, Bahasmin akan memperkenalkan 6 metode umum yang sering digunakan dalam Paraphrasing dalam IELTS Writing.

Mari Bahasawan simak penjelasan detail setiap metode berikut ini:

1. Menggunakan Sinonim (Use Synonyms)

Sinonim adalah kata-kata yang memiliki ejaan berbeda tetapi makna yang sama. Misalnya, bad dan terrible sama-sama berarti “buruk” atau “jelek”.

Penggunaan pasangan kata sinonim adalah cara yang mungkin paling umum dilakukan orang ketika menerapkan Paraphrasing dalam IELTS.

Contoh:

  • Traveling abroad can bring several benefits to teenagers.
  • Traveling overseas can bring some advantages to teenagers.

Pada contoh di atas, terdapat tiga pasangan sinonim yang digunakan:

  • abroad = overseas
  • several = some
  • benefits = advantages

Walaupun penggunaan sinonim tampak sederhana, Bahasawan tetap perlu berhati-hati. Hal ini karena ada banyak sinonim yang secara makna terlihat sama, tetapi konteks penggunaannya bisa sangat berbeda.

Contoh:

  • Young people should look after old people.
  • Young people should look after senior citizens.

Hasil paraphrasing di atas terasa kurang tepat karena keluar dari konteks. Meskipun old people dan senior citizens sama-sama merujuk pada orang lanjut usia, istilah senior citizens lebih lazim digunakan dalam konteks resmi seperti hubungan pemerintah dan warga negara.

2. Menggunakan Antonim (Using Antonyms)

Antonim adalah kata atau frasa yang memiliki makna berlawanan secara penuh. Sama seperti sinonim, antonim juga dapat digunakan untuk melakukan Paraphrasing dalam IELTS.

Banyak orang hanya terpaku pada penggunaan sinonim, padahal pasangan kata dengan makna berlawanan bisa sama kuatnya untuk memperkaya variasi bahasa.

Contoh:

  • Engaging in regular exercise is an excellent way to maintain physical fitness.
  • Regular physical activity is an effective approach to prevent weight gain.

Apa lawan kata dari stay fit? Tentu saja gaining weight. Jadi, frasa stay fit dapat diubah menjadi avoid gaining weight tanpa mengubah makna kalimat. Menarik, bukan?

Namun, Bahasawan perlu memastikan bahwa penggunaan antonim tidak mengubah makna keseluruhan kalimat.

Contoh yang salah:

  • Kalimat asli:
    It is necessary for the government to enforce tougher measures on individuals committing illegal logging to ensure environmental protection.
  • Paraphrasing yang keliru:
    Harsher punishments should be imposed by the government on individuals involved in illegal logging as a means of protecting the environment.

Pada contoh di atas, makna kalimat berubah total karena penggunaan antonim tidak diimbangi dengan penyesuaian konteks. Alih-alih mempertahankan maksud memperketat hukuman, kalimat tersebut malah menjadi menganjurkan hukuman yang lebih ringan.

3. Mengubah Urutan Kata (Change Word Order)

Cara efektif lainnya dalam Paraphrasing dalam IELTS adalah dengan mengubah urutan kata atau frasa. Dalam proses ini, Bahasawan bisa menambahkan kata, menghapus kata, atau bahkan mengubah bentuk kata tertentu agar kalimat tetap mengalir dengan baik.

Contoh:

  • The skill of managing one’s finances well is fundamental to adult life.
  • Mastering financial management is an essential element of living as an adult.

Pada contoh di atas, subjek Learning to manage money pada kalimat asli dipindahkan ke bagian predikat dalam kalimat hasil paraphrasing.

Bahasawan juga dapat mengubah urutan kata ketika dalam soal terdapat kata sifat (adjective) atau kata benda (noun). Namun, selalu perhatikan konteks agar makna tidak bergeser.

Catatan penting:
Mengubah urutan kata tanpa mempertimbangkan konteks bisa membuat makna kalimat berubah.

Contoh kesalahan:

  • Kalimat asli:
    To improve the well-being of its population, the government should prioritise funding for education.
  • Paraphrasing yang keliru:
    Government investment in education can lead to an improvement in citizens’ quality of life.

Sekilas, kalimat ini terlihat benar karena hanya mengubah urutan kata. Namun, maknanya menjadi sedikit berbeda. Pada kalimat asli, fokusnya adalah bahwa pemerintah perlu berinvestasi di bidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup. Sedangkan pada kalimat hasil paraphrasing, fokusnya bergeser menjadi pemerintah dapat meningkatkan kualitas hidup dengan cara berinvestasi di bidang pendidikan, perubahan fokus yang membuat makna kalimat tidak persis sama.

Baca juga: Cara Membuat Personal Letter Bahasa Inggris dan 5 Contohnya!

4. Mengubah dari Kalimat Aktif ke Kalimat Pasif (Change from Active to Passive)

Dalam penulisan akademik, termasuk IELTS Academic Writing, struktur kalimat pasif sering menjadi pilihan. Karena itu, teknik ini bisa menjadi salah satu cara efektif untuk melakukan Paraphrasing dalam IELTS.

Perlu Bahasawan ingat, hanya kata kerja yang memiliki objek (transitive verbs) yang dapat diubah ke bentuk pasif.

Contoh:

  • It is believed by some that the rise in urban population is the primary reason for traffic congestion.
  • Increasing urban populations are considered the principal reason behind traffic jams.

Pada contoh di atas, kalimat aktif diubah menjadi pasif sehingga fokus berpindah dari subjek (some people) ke objek (the major cause of traffic congestion).

Penggunaan passive voice dalam penulisan akademik sering dipilih ketika penulis tidak ingin menekankan pendapat pribadi atau tidak ingin menyebutkan secara langsung pihak yang melakukan tindakan. Hal ini membuat kalimat terdengar lebih formal dan objektif, sesuai standar bahasa akademik.

5. Mengubah Bentuk Kata (Change Word Form: V = N)

Banyak pemula dalam IELTS Writing mengira bahwa paraphrasing harus menggunakan kosakata yang rumit dan benar-benar berbeda. Padahal, Bahasawan bisa memanfaatkan kata-kata yang memiliki keterkaitan langsung, seperti kata kerja (verb) dan kata benda (noun) yang berasal dari akar kata yang sama.

Jika metode-metode sebelumnya terasa sulit, teknik ini bisa menjadi pilihan yang lebih mudah. Caranya, Bahasawan cukup mengubah jenis kata dari kata yang ingin diparafrasekan.

Contoh:

  • Many wealthy people donate to the charity.
  • Many wealthy people make donations to the charity.

Kata benda dari donate adalah donations. Menggunakan kolokasi make donations to menghasilkan paraphrasing yang terdengar lebih elegan dan formal, tepat untuk Paraphrasing dalam IELTS Writing.

Baca juga: Belajar Cara Ngomong Bahasa Inggris dalam 30 Hari

6. Menggunakan Bentuk Formal atau Informal (Use Formal/Informal Form)

Dalam IELTS Writing, Bahasawan perlu menggunakan nada bahasa formal, sedangkan dalam IELTS Speaking, penggunaan nada bahasa informal diperbolehkan.

Contoh:

  • I totally agree that young people should be encouraged to follow their dreams.
  • I am in consummate accord with the notion that young people should be encouraged to follow their dreams.

Kalimat kedua terdengar jauh lebih formal, cocok untuk konteks akademik. Namun, Bahasawan harus berhati-hati, nada formal tidak selalu tepat digunakan, terutama jika membuat kalimat menjadi bertele-tele dan kurang ringkas.

2 Kesalahan Umum dalam Paraphrasing dalam IELTS Writing

Dalam mempraktikkan Paraphrasing dalam IELTS, banyak pembelajar sering terjebak pada dua kesalahan berikut yang dapat mengurangi skor Writing.

1. Kesalahan Kosakata (Vocabulary Errors)

Bahasawan mungkin terbiasa menggunakan sinonim atau antonim untuk melakukan paraphrasing. Namun, meskipun secara arti leksikal kata-kata tersebut tampak sama, penggunaannya bisa berbeda tergantung pada gaya bahasa (stylistic context).

Jika Bahasawan hanya fokus mengganti kosakata tanpa mempertimbangkan konteks, parafrasa yang dihasilkan bisa menyimpang dari makna asli.

Cara menghindari kesalahan ini:

  • Pelajari arti sinonim atau antonim secara mendalam sebelum digunakan. Jangan mengganti kata secara mekanis, pahami maknanya dalam konteks spesifik.
  • Selalu pertimbangkan konteks kalimat asli. Makna kata dapat berubah tergantung pada kalimat, sehingga penting memastikan parafrasa tetap mempertahankan maksud asli.

2. Kesalahan Tata Bahasa (Grammatical Errors)

Kesalahan ini sering terjadi ketika Bahasawan belum benar-benar memahami struktur tata bahasa dan makna kalimat asli, tetapi sudah terburu-buru mengubahnya menjadi struktur lain. Hasilnya, kalimat menjadi tidak alami atau bahkan mengubah makna.

Cara menghindari kesalahan ini:

  • Pahami struktur tata bahasa kalimat asli sebelum mulai melakukan paraphrasing. Pastikan hasil parafrasa tetap memiliki struktur yang benar.
  • Kuasai berbagai teknik paraphrasing, tidak hanya sekadar mengganti kata. Misalnya, mengubah urutan kata, memakai struktur kalimat berbeda, atau mengubah bentuk kata sesuai konteks.

Asa Zukhal
Asa Zukhal

Hai! Aku Asa Zukhal, lulusan Informatika yang sekarang lagi fokus nulis konten dan ngulik SEO. Sekarang lagi stay di Kampung Inggris, sambil terus belajar dan mendalami bahasa Inggris, terutama persiapan IELTS. Aku disini bakal sharing tentang bahasa Inggris dan metode belajarnya juga.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *